Yuari_Official Website

Ayo kawan, berbagi untuk negeri… ^_^

Kita dan Masalah Energi Indonesia

Kita dan Indonesia

BP Asia Pacific Regional President Christof Ruhl menyatakan konsumsi energi dunia tahun lalu tumbuh 2,5 persen. “Konsumsi primer energi dunia mengalami pertumbuhan sebesar 2,5 persen di 2011,” kata Christof dalam acara BP Statistical Review of World Energy 2012, Kamis, 6 September 2012. (tempo.co)

Konsumsi Energi di Indonesia

Segmen

Porsi

Industri

50 %

Transportasi

34 %

Rumah Tangga

12 %

Kommersial

4 %

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang boros di dunia.

Langkah efisiensi energi dipastikan merupakan langkah yang tepat untuk menyelesaikannya. Jika efisiensi energi dilakukan, tidak kurang dari 16 % penghematan yang bisa dilakukan sampai 2025.

Djajang Soekarna, Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM mengatakan bahwa rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai sekitar 73 %. Artinya masih ada sekitar 27 % yang belum terpenuhi kebutuhan listriknya.

Dengan kata lain, tingginya subsidi pemerintah terhadap sektor energi belum sepenuhnya memberikan keadilan sosial dalam pengadaan listrik. Baca lebih lanjut

7 September 2012 Posted by | Berita Media | | Tinggalkan komentar

Karakter Kelas Menengah Indonesia

Karakter Kelas Menengah

Karakter Kelas Menengah

Mendefinisikan kelas sosial ibarat mencari mozaik dan menebalkan garisnya di atas kehidupan masyarakat. Bagaimana mengelompokkan masyarakat, dan apa kepentingan di balik upaya memetakan stratifikasi itu? (kompas, 08/06/2012)

Awal tahun 2011 lalu, berbagai media di tanah air memberitakan bahwa Indonesia kedatangan tujuh juta kelas menengah saban tahun. Headline news itu didasarkan pada hasil kajian Bank Dunia yang mengatakan, di antara 237 juta (hasil sensus 2010) penduduk Indonesia, sebesar 56,5 persen sudah tergolong kelas menengah. Dengan data tersebut, Buya Syafi’i Ma’arif (Republika, 10/1/2012) mengatakan, jika alur gelombang ini dipercaya, dalam 10 tahun akan datang (2020), mayoritas rakyat Indonesia akan terangkat status sosial dan ekonominya menjadi kelas menengah.

Tapi, Bank Dunia juga melansir berita yang cukup menarik tentang pola hidup kelas menengah pada tahun yang sama pula (2010). Untuk belanja pakaian dan alas kaki saja sudah mencapai Rp 113,4 triliun, rumah tangga dan jasa Rp 194,4 triliun, dan belanja luar negeri, terutama di Singapura Rp 59 triliun. Pada 2012 ini perkiraan belanja itu akan semakin membengkak. Angka-angka belanja mereka itu memang luar biasa. Dengan kata lain, laporan Bank Dunia itu menegaskan, pola hidup konsumtif kelas menengah baru itu telah menyumbang sekitar 70 persen pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca lebih lanjut

20 Juni 2012 Posted by | Berita Media, Uncategorized | 5 Komentar

Adakah Piramida di Indonesia ?

Bukit yang diduga Piramida Sidahurip 🙂

Sejak setahun  lalu saya terus mengikuti perkembangan penelitian yang dilakukan oleh tim Yayasan Turangga Seta dan tim katastropik purba dalam menguak musnahnya peradaban masa lalu. Beberapa peneliti barat mengungkapkan bahwa kerajaan masa lalu Nusantara (Sriwijaya dan Majapahit dll) adalah sebuah kemunduran dari peradaban maju jauh sebelumnya. Saya mulai tertarik ketika beberapa peneliti berani berhipotesis tentang adanya piramida di Indonesia, yang umurnya jauh lebih tua dari piramida Mesir.

Hipotesis itu membangkitkan minat saya dalam ilmu sejarah peradaban dan kebumian, maklum dari SD hingga SMA saya sangat menyukai ilmu sejarah dan geografi…… pas UMPTN pilihan ketiga juga jadi guru Geografi UNY….tapi akhirnya nyemplung dipilihan kedua yaitu, Peternakan…jauh banget ya…hehehe 🙂 itu takdir namanya…

Saya termasuk orang yang percaya bahwa secara periodic ada mekanisme pemusnahan masal manusia ….yang lebih modern adalah banjir bandangnya nabi Nuh….kalo skala kecil ya seperti meletusnya Krakatau, Gempa dan Tsunami Aceh yang terbaru…dan saya termasuk orang yang tertarik untuk mendalami sebab-sebab suatu peradaban masa lalu dimusnahkan… dan saya percaya bahwa peradaban sebelum masehi, jauh lebih maju….

Berikut saya bagi informasi dari komunitas yang saya ikuti…GEOTREK Indonesia

Menuju Sidahurip

Dari penjelasan Pak Danny, terkuak adanya pemunculan teori atau lebih yang prinsip yang mendasar (fundamental principle) baru yaitu kembalinya catastrophism principle (atau dalam bahasa Indonesia disebut teori malapetaka) dalam ilmu geologi, dan sekarang diaplikasikan ke bidang arkeologi, runtuhnya atau hilangnya suatu peradaban adalah disebabkan karena adanya bencana, bencana lokal maupun bencana global.

Tim Katastropik Purba bentukan Staf Khusus Presiden telah merampungkan riset awal. Tim ini meneliti apakah ada keterkaitan antara kejadian bencana di masa silam dengan peradaban masa lalu untuk dibandingkan di masa kini. Tim ini terdiri dari DR. Danny Hilman, DR. Andang Bachtiar, DR. Budianto ‘Didit’ Oentowirjo, CR. Wahyu Triyoso, DR. Irwan Meilono, DR. Hamzah Latief, Ir. Wisnu Ariestika dan Ir. Juniardi.

Pada awalnya tim ini menjadikan objek utama riset melalui data kebencanaan dan anomali Gunung Sadahurip dan beberapa situs yang terkubur karena diduga kuat karena bencana. Dengan segala kehati-hatian, serta pengujian alat/teknologi yang digunakan, maka tim juga mengembangkan riset di beberapa tempat lain seperti Banda Aceh, Trowulan dan situs megalitikum Gunung Padang.

Dibawah Situs Bebatuan diduga ada Piramida Gunung Padang 🙂 Cianjur

Karena di Gunung Padang hasil uji teknologi menunjukkan kemiripan dengan Gunung Sadahurip, maka tim memutuskan untuk terlebih dahulu melakukan tahap pengeboran untuk membuktikan uji teknologi. Hasilnya ternyata membuktikan bahwa ada kesesuaian antara uji teknologi dan hasil pengeboran.

Di Gunung Padang tim menemukan bangunan yang terpendam berupa man made structures. Hasil yang didapat di Gunung Padang sekaligus mengalibrasi obyek riset utama yaitu Gunung Sadahurip yang direncanakan pengeborannya dilakukan pada bulan Maret ini.

Laporan Riset Gunung Padang

1. Dari analisis morfologi Gunung Padang jelas memperlihatkan Gunung Padang seperti sebuah gundukan besar di kaki sebuah punggungan dari Gunung Karuhun (perbukitan tinggi di selatan Gunung Padang). Artinya, interpretasi geologi yang paling mungkin adalah gunung api purba atau intrusi batuan beku. Tapi apakah demikian? Dari hasil survei lintasan Geolistrik (memakai SuperSting R8) tidak mendukung interpretasi geologi ini.

Ada beberapa lintasan geolistrik yang dibuat: Dua lintasan dengan spasing elektroda 3m dan 8m untuk penampang Utara-Selatan, tiga lintasan dengan spasing elektroda 1m, 4m, 10m untuk penampang Barat-Timur (catatan: spasing elektroda 3m dengan jumlah electrode 112 depth of penetrationnya ~ 60m, yang 8m sampai 200 m-an). Singkatnya, data geolistrik tidak memperlihatkan struktur intrusi magma, volcanic plug ataupun gunung purba, melainkan satu geometri yang sangat unik dan sepertinya tidak alamiah. Inti gambaran subsurface Gunung Padang. Dari atas 0 – ~20m adalah lapisan horizontal dengan resistivity ratusan Ohm-meters. Baca lebih lanjut

14 Februari 2012 Posted by | Berita Media, Iptek, Kisah Inspirasiku, Tulisanku, Uncategorized | 2 Komentar

Reshuffle Kabinet KIB ; SBY Harus Merubah Paradigma Para Menteri

Otak-atik menteri yang direshufle ...kalo sampe menteri dari bermasalah ga di pecat...kebangetan...!!!

Reshuffle kabinet tidak dapat menyelesaikan persoalan bangsa tanpa adanya perubahan paradigma. Pemerintah  harus kembali pada konstitusi dalam mengelola negara dengan baik. BABAT HABIS MENTERI YANG BERMASALAH !!!

Jakarta – Kalangan Istana makin kencang menyuarakan kepastian akan adanya perombakan kabinet. Berbagai prediksi muncul dari berbagai kalangan. Berikut ini otak-atik reshuffle dengan beberapa kategori dari beberapa pengamat politik dan pegiat survei, seperti Indo Barometer.

A. Kinerjanya Dianggap Tidak Memenuhi Target

1. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh
DESAKAN:
Pengamat energi Pri Agung Rakhmanto menilai Menteri Darwin layak diganti.
Soalnya, selama dua tahun ini kebijakan energi di Indonesia dinilai tak jelas.
RESPONS:
Seusai rapat listrik di kantor Wakil Presiden, Darwin memilih segera masuk ke mobil yang kemudian meninggalkan kantor Wakil Presiden.

2. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar
DESAKAN:
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai Menteri Patrialis Akbar belum berhasil menangani masalah di lembaga pemasyarakatan. Selain itu ia sering mengeluarkan pernyataan kontroversial.
RESPONS:
”Kalau masalah reshuffle, no comment,” ujar Patrialis seusai rapat paripurna di DPR. Baca lebih lanjut

29 September 2011 Posted by | Berita Media, Uncategorized | Tinggalkan komentar

Rencana Aksi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI )

Rencana Aksi MP3EI

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan rencana besar berjangka waktu panjang bagi pembangunan bangsaIndonesia. Oleh karenanya, implementasi yang bertahap namun berkesinambungan adalah kunci keberhasilan MP3EI. Implementasi MP3EI ini direncanakan untuk dilaksanakan di dalam tiga fase hingga tahun 2025, sebagai berikut:

Fase Pertama (tahun 2011 – 2015), kegiatan difokuskan untuk pembentukan dan operasionalisasi institusi pelaksana MP3EI. Institusi pelaksana MP3EI ini kemudian akan melakukan penyusunan rencana aksi untuk debottlenecking regulasi, perizinan, insentif, dan pembangunan dukungan infrastruktur yang diperlukan, serta realisasi komitmen investasi (quick-wins). Pada fase ini juga dilakukan penguatan konektivitas nasional terutama penetapan global hub untuk pelabuhan laut dan bandar udara di Kawasan Barat dan TimurIndonesia.

Penyiapan SDM difokuskan pada kompetensi yang dapat mendukung kegiatan ekonomi utama koridor serta pendirian sarana litbang dan riset (center of excellence) yang terkait dengan kegiatan ekonomi utama di masing-masing koridor sebagai langkah awal menuju pengembangan kapasitas IPTEK.

Secara khusus, di dalam jangka pendek, MP3EI difokuskan pada pelaksanaan berbagai rencana aksi yang harus diselesaikan hingga 2014. Rencana aksi yang dipersiapkan dalam jangka pendek ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa inisiatif strategik dapat terlaksana serta menjadi dasar pada percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi pada fase-fase berikutnya. Untuk itu, pembentukan dan operasionalisasi Tim Pelaksana MP3EI perlu segera diselesaikan disamping penyelesaian debottlenecking regulasi dan pelaksanaan investasi di berbagai kegiatan ekonomi utama oleh seluruh pihak terkait. Baca lebih lanjut

10 September 2011 Posted by | A-Pertanian-Peternakan, Berita Media | Tinggalkan komentar

Diskusi dengan Presiden SBY Mengenai Ekonomi, Penelitian, Pendidikan dan Pangan Berkualitas

Presiden SBY Berkunjung Ke Kantorku 🙂

Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Ciawi diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tahun 1978. Setelah diresmikan, baru kali ini dikunjungi kembali oleh Presiden RI, yaitu Presiden SBY. Balai ini dibangun tahun 1975 dengan nama Proyek Penelitian dan Pengembangan Ternak yang merupakan hibah dari pemerintah Australia. Pada saat itu menjadi pusat penelitian ternak yang tercanggih di kawasan Asia Tenggara dan baru berganti nama menjadi Balai Penelitian Ternak pada tahun 1984.

Peningkatan Masyarakat Kelas Menengah dan Pangan Berkualitas

Fenomena mudik dapat menggerakkan perekonomian yang angkanya mencapai trilyunan rupiah. Jumlah pemudik terus bertambah dari tahun ke tahun. Beberapa tahun terakhir terjadi perubahan penggunaan moda angkutan yang mencerminkan peningkatan daya beli masyarakat.

Presiden SBY memperkirakan pemudik tahun ini mengalami kenaikan sebesar satu juta dari tahun lalu. “Tahun lalu pemudik 12 juta, kali ini diperkirakan 13 juta sekian orang,” kata Presiden SBY. Berdasar laporan terakhir Menteri Perhubungan, peningkatan jumlah pemudik terutama pada pengguna kendaraan pribadi dan pesawat terbang. Sebaliknya kereta api yang pernah jadi moda angkutan mudik favorit, penumpangnya justru diperkirakan berkurang.

“Saya tanya ke Menhub, kenapa berkurang? Rupanya pemudik yang dahulu naik kereta api kini memilih pesawat terbang,” terangnya.

Fakta bahwa harga tiket pesawat terbang lebih mahal dibandingkan kereta api, namun laris terjual. Ini menunjukkan terjadi peningkatan jumlah dan daya beli masyarakat terutama kelas menengah.Kaitan fenemona ini dengan pengembangan bahan pangan, bertambahnya jumlah kelas menengah akan mendongkrak permintaan pangan berkualitas. Di titik ini merupakan peluang dan tantangan bagi peneliti pangan meningkatkan produktifitasnya.

Tugas, peran dan fungsi para peneliti sangat penting. Oleh karena itu negara mulai mengalokasikan anggaran untuk research and development yang makin tinggi. Demikian dijelaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat meninjau Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Senin (22/8) sore.

Berfoto ria pake kamera HP, jadilah.... 🙂

Presiden SBY menekankan perlunya kolaborasi dengan pihak swasta untuk research and development ini. “Tolong dibangun sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, research development and inovation centre, dan pihak swasta. Hasil penelitian dan pengembangan itu dapat dialirkan pada mainstream bisnis kita. Dengan demikian akan terjadi self-development yang baik karena semua melihat urgensi dari pengembangan dan penelitian ini,” seru SBY.

Prospek sektor pangan di negeri ini, baik. Pendudukan bumi sekarang berjumlah 7 miliar, dan tahun 2045 akan menjadi 9 miliar yang memerlukan 60 sampai 70 persen tambahan pangan dan energi. Ini berarti bahwa kebutuhan pangan dan energi ke depan akan sangat besar, sekaligus tantangan global akan berkaitan dengan food and energy security.

“Kalau kita tidak mengimbangi dengan research and development, dan inovasi, kita tidak mungkin bisa memenuhi kebutuhan pangan yang akan dikonsumsi rakyat kita,” Presiden SBY menjelaskan.

“Saya datang ke tempat ini untuk melihat secara langsung apa yang dilakukan para peneliti kita yang juga termasuk golongan pahlawan tanpa tanda jasa. Orang sering hanya bisa melihat hasil akhir dari sebuah proses panjang. Kurang peduli dari proses awal sebuah ekonomi dikembangkan dan sebuah produk dihasilkan. Dengan mukadimah ini, saya kira tidak berkelebihan kalau saya mengatakan bahwa peran dan fungsi research and development sangat penting,” SBY menegaskan. Baca lebih lanjut

23 Agustus 2011 Posted by | A-Pertanian-Peternakan, Berita Media | 1 Komentar

Lebaran Hati – Hati Daging Impor Berpewarna

Ilustrasi Daging Sapi Impor Berpewarna, Agar tampak Fresh ......

Pasca diberhentikannya pasokan ekspor hewan sapi oleh Australia sejak 8 Juni lalu dan mulai berakhirnya ramadan, banyak diberitakan oleh media massa bahwa harga daging sapi di pasaran menjadi melonjak naik. Tidak hanya itu, dengan melonjaknya harga, di pasaran diberitakan pula tentang marak ditemukannya daging sapi beku berperwarna darah dan berpewarna sintentik agar terlihat segar. Tidak hanya ditingkat pasar tradisional tapi juga dipasar modern/swalayan.

Daging sapi beku berperwarna darah sengaja dijajakan oleh oknum pedagang daging sapi untuk mengelabui konsumen. Jenis daging ini dibuat dengan merendam daging sapi beku dengan darah sapi sehingga daging sapi beku tersebut “dikira” sebagai daging sapi segar. Hal ini dilakukan untuk memikat hati pembeli sehingga mau membelinya dengan harga yang tinggi seperti daging sapi segar sungguhan.

Tindakan nakal oknum pedagang ini tentu sangat merugikan konsumen, karena meruntuhkan harapan awal mereka untuk mendapatkan daging sapi yang segar, sehat, baik, lezat dan menyehatkan. Bahkan sebaliknya jenis daging ini dapat menjadi sumber penyakit bagi tubuh. Karena dalam darah terkandung mikroorganisme yang berpotensi menjadi pembawa penyakit bagi sang pengkonsumsi.

Mendapatkan daging yang baik dan sehat adalah hak konsumen, bahkan untuk menjamin hal itu, negara telah menjaminnya hal tersebut secara hukum. Seperti tercantum dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1996 tentang Pangan. Baca lebih lanjut

20 Agustus 2011 Posted by | A-Pertanian-Peternakan, Berita Media | Tinggalkan komentar

Kebijakan Pakan Ternak Nasional

Lahan Hijauan Makanan Ternak, Faktor Penting Swasembada Sapi

Direktorat Pakan Ternak Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan lembaga baru yang dibentuk dalam lingkup Ditjen tersebut, setelah Direktorat Ruminansia dan Direktorat Non Ruminansia ditiadakan. Kehadiran Direktorat tersebut sangat penting sekali dalam upaya pembinaan peternakan baik ruminansia maupun non ruminansia. Betapa tidak. Dalam usaha peternakan kurang lebih 60% biaya yang dikeluarkan untuk sukses usaha tersebut.

Sesuai dengan Undang Undang No. 18 Tahun 2004 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan berproduksi maupun berkembangbiak.

Pakan adalah hijauan dan campuran (loan). Bahan pakan adalah bahan hasil pertanian, perikanan dan peternakan atau bahan lain yang layak dipergunakan sebagai pakan baik yang telah diolah maupun yang belum diolah. Sedangkan bahan pakan berasal dari tumbuhan (BB-AT) dan Asal Hewan (BB-AH).

Pakan Kosentrat

Pasal 6-UU No. 18/2009
Lahan yang telah ditetapkan sebagai kawasan penggernbalaan umum harus dipertahankan Keberadaannya dan kemanfaatannya secara berkelanjutan; Kawasan penggembalaan berfungsi sebagai : penghasil tumbuhan pakan, tempat perkawinan alam, seleksi, kastrasi, pelayanan IB, pelayanan keswan, tempat penelitian dan pengembangan teknologi peternakan.

Pemda wajib menetapkan lahan sebagai kawasan penggembalaan umum à PERDA; Pemda bekerjasama dengan pengusahaan peternakan/tanaman pangan/horti/perikanan/ perkebunan/kehutanan untuk pemanfaatan lahan sebagai sumber pakan ternak.

Kebijakan pengembangan pakan, di antaranya mendukung PSDSK 2014 penyediaan pakan dan air untuk mendukung pencapaian program PSDSK 2014 dilaksanakan dengan 2 (dua) fokus pendekatan : 1) Penyediaan pakan (kuantitas/ketersediaan – feed security), 2) Pengembangan teknologi dan industri pakan untuk peningkatan mutu (kualitas/mutu – feed safety).

18 Agustus 2011 Posted by | A-Pertanian-Peternakan, Berita Media | Tinggalkan komentar

PERKEMBANGAN POPULASI SAPI ( POTONG – PERAH) DAN KERBAU 2003 – 2011

Perkembangan Populasi Ternak, Hasil Sensus Ternak 2003 dan 2011 🙂 Silahkan di Analisis lebih lanjut...

Perkembangan populasi sapi (sapi potong dan sapi perah) di Indonesia dalam delapan tahun terakhir menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan data hasil Sensus Pertanian tahun 2003 (ST03) populasi sapi di Indonesia tercatat 10,2 juta ekor. Jika populasi tahun 2003 ini dibandingkan dengan hasil awal PSPK2011 dimana populasi sapi di Indonesia mencapai 15,4 juta ekor, maka rata-rata pertambahan per tahun populasi sapi selama 2003–2011 sekitar 653,1 ribu ekor dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 5,32 persen per tahun.

Secara regional/pulau rata-rata pertumbuhan per tahun populasi sapi yang tertinggi di pulau Sumatera sebesar 9,66 persen. Pulau Jawa yang memiliki populasi sapi terbanyak di Indonesia, mencatat pertumbuhan hanya 3,85 persen per tahun. Angka pertumbuhan sapi di Pulau Jawa ini terendah jika dibandingkan dengan regional/pulau lainnya di Indonesia. Namun demikian, meskipun pertumbuhannya rendah, secara absolut penambahan populasi sapi di Pulau Jawa masih yang terbanyak, yakni rata-rata 264,3 ribu ekor per tahun.

Perkembangan populasi kerbau di Indonesia selama periode 2003-2011 berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2003 (ST03) dan PSPK2011 menunjukkan adanya tren penurunan dengan tingkat penurunan rata-rata 0,58 persen per tahun. Dalam jumlah absolut, penurunan populasi kerbau ini mencapai 7,8 ribu ekor per tahunnya.

Dirinci wilayah regional/pulau, pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara mencatat populasi kerbau mengalami penurunan masing-masing 2,61 persen, dan 1,76 persen per tahun, sedangkan di regional/pulau lainnya masih mengalami peningkatan. Populasi kerbau di Maluku dan Papua mencatat pertumbuhan populasi tertinggi, yakni 4,61 persen per tahun sedangkan daerah lainnya kurang dari 2 persen. Baca lebih lanjut

18 Agustus 2011 Posted by | A-Pertanian-Peternakan, Berita Media | 1 Komentar

Populasi Ternak Sapi ( Potong – Perah ) dan Kerbau Berdasarkan Jenis Kelamin 2011 / 2012

Data bertambah valid dengan adanya proporsi jumlah jantan dan betina 🙂

Proporsi Populasi Jantan – Betina Sapi Potong dan Sapi Perah

Berdasarkan hasil awal PSPK 2011 terlihat bahwa populasi sapi potong betina lebih banyak daripada sapi potong jantan. Populasi sapi potong betina secara nasional 68,15 persen sedangkan persentase sapi potong jantan hanya 31,85 persen (gambar 4). Menurut kategori umurnya, populasi sapi potong terbanyak adalah sapi potong betina dewasa (>2 tahun) yang mencapai 66,09 persen dari total populasi sapi potong betina di Indonesia. Sementara sapi potong betina anak (<1 tahun) dan Muda (1-2 tahun) masing masing 14,03 persen dan 19,88 persen dari total populasi.

 Jika ditinjau secara regional/pulau, ternyata kondisinya tidak banyak berbeda antara data regional/pulau dengan data nasional, di mana persentase ternak sapi potong betina dewasa pada umumnya dominan, yaitu lebih dari 65 persen terhadap total populasi sapi potong betina di masing-masing regional/pulau. Persentase tertinggi dijumpai di pulau Sulawesi, tercatat 68,58 persen merupakan sapi potong betina dewasa. Dengan memperhatikan persentase jumlah sapi potong betina yang dominan pada umur dewasa tersebut, maka dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bahwa kondisi pengembangan sektor peternakan di Indonesia sangat mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan populasi ternak. Melalui penerapan program Inseminasi Buatan (IB) yang efektif terhadap sapi potong betina dewasa akan dapat meningkatkan populasi sesuai yang diharapkan.

Sementara itu untuk sapi potong jantan, tercatat persentase tertinggi adalah yang berumur muda (1-2 tahun), yaitu sekitar 38,52 persen dari total populasi sapi potong jantan. Menurut regional/pulau, persentase tertinggi dijumpai di pulau Jawa sebesar 41,72 persen dari total populasi sapi potong jantan di wilayah tersebut.

Kondisi populasi sapi perah di Indonesia apabila ditinjau dari komposisi jenis kelamin juga tidak berbeda jauh dengan sapi potong. Tercatat sebagian besar populasi sapi perah adalah betina yaitu sekitar 78,93 persen dan selebihnya jantan 21,07 persen dari total populasi. Baca lebih lanjut

18 Agustus 2011 Posted by | A-Pertanian-Peternakan, Berita Media | Tinggalkan komentar