Yuari_Official Website

Ayo kawan, berbagi untuk negeri… ^_^

Tarbiyah ; Akhir Dari Perjalanan Pergerakan

cimg0070.jpgSetiap umat ada ajalnya. Al Quran yang mulia telah menceritakan
umat-umat terdahulu yang dibinasakan Allah Azza wa Jalla , lantaran
sikap mereka yang mendustakan ayat-ayat Allah, melakukan
penyimpangan, menghalalkan segala cara, dan perlawanan terhadap
da’wah para Rasul yang mulia. Jika ada yang mengatakan, tidak
sepantasnya kaum para pembangkang dianalogikan dengan kaum
pergerakan Islam. Jawabannya adalah sunatullah kehidupan berlaku
bagi siapa saja. Sunatullah tidak pernah memilih kepada siapa dirinya
diberlakukan. Ia akan terjadi jika syarat-syaratnya terpenuhi. Ia akan
terjadi dan akan lebih cepat terjadi, jika manusia itu sendiri yang
mengoleksi dan mengumpulkan segala sebab-sebabnya. Tak ada
jaminan dari siapa pun, bahwa sebuah pergerakan Islam akan abadi. Baca lebih lanjut

25 Maret 2008 Posted by | Tarbiyah Islamiyah | 1 Komentar

Novel Ayat-Ayat Cinta; 250-Selesai

membangun umatAYAT AYAT CINTA Novel Pembangun Jiwa—Habiburrahman Saerozi 252
25. Persidangan
“Nona Noura, saya persilakan Anda mengisahkan apa yang menimpa pada diri Anda?” Hakim gemuk dengan rambut hitam bercampur uban mempersilakan Noura yang sudah berdiri dipodium untuk berbicara. Sementara aku berada di tempat terdakwa yang berbentuk seperti kerangkeng. Ratusan mata memandang Noura dengan seksama. Aku melihat orang-orang yang kukenal turut serta menghadiri sidang pertamaku ini. Teman-teman satu rumah di Hadayek Helwan ; Rudi, Saiful, Hamdi dan Mishbah duduk dibagian agak belakang. Beberapa puluh mahasiswa Indonesia, Ketua dan pengurus PPMI, Pengurus Wihdah—termasuk Nurul sang ketua—juga datang. Sekitas aku memandang ke arah Nurul, mata kami bertemu. Ia tak bisa menyembunyikan matanya yang berkaca-kaca. Pengacaraku duduk bersama Maqdi. Di belakangnya ada Aisha, paman Eqbal, Syaikh Ahmad dan isterinya. Bibi Sarah tidak datang. Keluarga Tuan Boutros juga tidak satu pun yang kelihatan. Di barisan dekat jaksa penuntut banyak sekali orang Mesir. Mungkin mereka keluarga Noura. Beberapa wartawan sibuk merekam dan membidikkan kamera. Aku pasrah pada apa yang akan ditulis mereka. Jika ada ketidakadilan dalam tulisan mereka aku akan menuntutnya kelak di akherat sana.
“Saya akan menceritakan dengan sejujurnya tragedi yang menimpa diri saya. Tragedi yang menginjak-injak kehormatan saya dan menghancurkan masa depan saya.” Kata Noura dengan terisak. Air matanya meleleh. Aku tidak tahu apa yang akan dia katakan. Apakah dia akan mengatakan dengan sejujurnya siapa yang mengamili dirinya ataukah justru akan menghabisi diriku dengan sandiwaranya seperti Zulaikha pura-pura menangis dan menjebloskan Yusuf ke dalam penjara.
“Pada hari Rabu, 7 Agustus yang lalu saya masih hidup bersama keluarga Bahadur. Hari itu sore hari setelah aku shalat ashar, Bahadur yang saat itu masih saya anggap sebagai ayah memaksaku untuk ikut Mona selepas maghrib ke sebuah Nigh Club mengapung di sungai Nil, tempat di mana Badahur dan Mona bekerja. Bahadur sebagai pukang tukul dan Mona sebagai penari dan wanita penghibur. Saya tidak mau. Bahadur mengancam akan membunuh saya jika Baca lebih lanjut

21 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | 6 Komentar

Novel Ayat-Ayat Cinta; 200-250

kupu1.jpgAYAT AYAT CINTA Novel Pembangun Jiwa—Habiburrahman Saerozi 201
19. Rencana-rencana
“Aisha, berapa hari kita akan tinggal di flat mewah ini, dan setelah itu kita akan tinggal di mana?” tanyaku pada Aisha setelah shalat Dhuha. Dia belum memberi tahu rumah yang disewa untuk hidup berdua.
“Menurutmu, flat di pinggir Nil seperti ini nyaman apa tidak?” Aisha malah balik bertanya.
“Nyaman.”
“Aman tidak?
“Aman.”
“Kondusif tidak untuk belajar, menulis atau menerjemah?”
“Sangat kondusif.”
“Kalau begitu aku ingin tinggal di flat ini selama ada di Cairo, Sayang.”
Mendengar jawaban Aisha itu aku bagaikan disambar geledek. Kaget bukan main. Dari mana aku akan mendapatkan biaya untuk menyewa flat yang sangat mewah ini. Meskipun aku baru melihat ruang tamu, kamar utama, balkon dapur dan kamar mandi dan belum melihat kamar-kamar yang lain tapi flat ini sangat mewah. Kamar utamanya saja yang kini jadi kamar pengantin tak kalah mewahnya dengan kamar Sheraton Hotel yang pernah kulihat saat menemui seorang anggota DPR yang sedang melakukan lawatan di Cairo. Ruang tamunya lebih mewah dari ruang tamu rumah Bapak Atdikbud. Berapa sewanya perbulan? Rumah Pak Atdikbud saja yang letaknya di Dokki harga sewanya katanya tak kurang dari enam ribu pound perbulan. Dan flat mewah ini yang terletak di pinggir sungai Nil bisa tiga kali lipat mahalnya. Delapan belas ribu pound atau sekitar lima ribu dollar perbulan. Bahkan bisa lebih. Itu adalah honor menerjemah mati-matian selama dua tahun full. Tiba-tiba aku merasa sangat malang. Aku tidak mungkin bisa memenuhi permintaan Aisha. Aku sangat sedih. Air mataku meleleh.
“Kenapa kau menangis Sayang?”
Aku menjelaskan semuanya pada Aisha yang bergolak dalam hatiku. Aku sangat mencintainya. Tapi aku tidak akan mampu menuruti keinginannya. Baca lebih lanjut

21 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Novel Ayat-Ayat Cinta; 150-200

wallpaper2.jpgAYAT AYAT CINTA Novel Pembangun Jiwa—Habiburrahman Saerozi 151
14. Badai Kegelisahan
Tiga hari berturut-turut aku shalat istikharah. Yang terbayang adalah wajah ibu yang semakin menua. Sudah tujuh tahun lebih aku tidak berjumpa dengannya. Oh ibu, jika engkau adalah matahari, aku tak ingin datang malam hari. Jika engkau adalah embun, aku ingin selalu pagi hari. Ibu, durhakalah aku, jika ditelapak kakimu tidak aku temui sorga itu.87
Maka kuputuskan untuk minta persetujuan ibu. Ibu adalah segalanya bagiku. Jika beliau meridhai maka aku akan melangkah maju. Jika tidak maka aku pun tidak.
Aku telpon ke Indonesia. Ayah dan ibu tinggal jauh di desa. Tak ada telpon di sana. Aku menelpon ke rumah Pak Zainuri, mertua paman yang penilik sekolah dan tinggal di kota kecamatan. Rumah paman tak jauh dari beliau. Selama ini, jika aku ingin menghubungi ayah dan ibu caranya memang lewat Pak Zainuri dulu. Pak Zainuri akan menghubungi paman dan paman akan menghubungi ayah ibu. Kalau aku mengirim surat pun aku lebih suka mengalamatkannya ke rumah Pak Zainuri lebih cepat sampainya. Sebab jika dialamatkan ke desa, suratku bisa bertapa dulu di balai desa, atau di rumah Pak RW dalam waktu tak tentu. Masalah transportasi dan komunikasi global memang agak susah jika hidup di desa.
Kepada paman aku jelaskan semuanya. Siapa Syaikh Utsman dan apa yang beliau tawarkan kepada diriku. Paman adalah orang yang wawasannya luas, ia guru SMP teladan se kabupaten. Paman banyak bertanya tentang seandainya benar-benar menikah dengan muslimah yang bukan dari Indonesia. Aku jelaskan, jika dia gadis yang shalihah semuanya akan mudah. Aku jelaskan pada paman, tidak semua orang mendapatkan tawaran sedemikian terhormatnya dari Syaikh Utsman. Di Indonesia, kalau mendapatkan tawaran untuk menikah dengan anak seorang kiai mushalla saja dianggap suatu keberuntungan yang luar biasa. Juga kujelaskan hasil istikharahku. Aku minta pada paman agar mengajak musyawarah ayah dan ibu. Disamping itu aku juga minta ayah ibu juga melakukan shalat istikharah. Apa pun hasilnya itulah keputusan yang akan aku ambil. Dua hari lagi
87 Dari penggambungan dua petikan sajak Fatin Hamama berjudul ‘Aku ingin ibu’ dan ‘Ibu (3)’ yang terdapat dalam kumpulan puisinya “Papyrus”.
AYAT AYAT CINTA Novel Pembangun Jiwa—Habiburrahman Saerozi 152
pada jam yang sama aku akan menelpon menanyakan hasilnya. Dan aku ingin langsung mendengar dari lisan ibu.
Dua hari kemudian. Pada waktu yang dijanjikan aku menelpon ke tanah air. Aku mendengar suara ibu,
“Jika isterimu nanti mau diajak hidup di Indonesia, tidak terlalu jauh dari ibu, maka menikahlah dan ibu merestui, ibu yakin akan penuh berkah. Tapi jika tidak bisa dibawa ke Indonesia tidak usah, cari saja gadis shalihah yang dari Indonesia!”
Air mataku meleleh mendengar keputusan ibu. Sebuah keputusan yang sangat bijaksana. Aku memang tidak mungkin hidup dan berjuang selain di tanah air tercinta. Hari itu juga aku menemui Syaikh Utsman dan memberitahukan keputusanku. Beliau berpesan agar hari berikutnya datang ke tempat beliau lagi, untuk mengetahui kabar selanjutnya. Hari berikutnya aku datang. Syaikh Utsman menyambutku dengan senyum dan pelukan penuh kehangatan. Aku seperti seorang cucu yang beliau sayangi.
“Semoga gadis shalihah ini menjadi rizkimu di dunia dan di akhirat. Dia siap kau bawa berjuang di mana saja dan walinya menyetujuinya. Ini ada dua album foto dia, kau bawalah pulang! Kau lihat-lihat. Kau istikharah lagi. Jika kau mantap kau akan aku pertemukan dengan gadis shalihah ini dan walinya.”
Aku pulang dengan membawa dua album foto yang kumasukkan dalam tas cangklongku. Aku merasa seperti memikul beban satu ton. Tas cangklong itu terasa berat sekali.
Sampai di kamar aku memegang album itu dengan tangan gemetar, dan hati bergetar. Aku akan melihat wajah calon bidadari yang menemani hidupku selamanya. Aku akan melihat wajah calon belahan jiwa. Tapi entah kenapa aku tidak berani membukanya sama sekali. Dua album itu cuma aku pegang dan tanpa kubuka sedikitpun. Aku tersentak, aku belum tahu namanya. Kenapa tidak aku tanyakan namanya pada Syaikh Utsman? Aku ingin membukanya, siapa tahu di dalam Album itu ada namanya. Tapi urung. Aku tidak berani. Entah kenapa. Aku shalat istikharah, yang datang adalah ibunda tercinta. Beliau berkata singkat, “Menikahlah ibu merestui.”
Baca lebih lanjut

21 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | 1 Komentar

Novel Ayat-Ayat Cinta; 100-150

4541731731.jpgAYAT AYAT CINTA Novel Pembangun Jiwa—Habiburrahman Saerozi 101
ubun-ubun kepala seperti kering tanpa ada darah mengalir di sana, telah menguap sepanjang siang. Aku benar-benar capek. Satu hari ini melakukan perjalanan hampir sejauh seratur kilo meter. Pagi bolak-balik Hadayek Helwan-Nasr City. Habis zhuhur bolak-balik Hadayek Helwan-Shubra.
Ba’da shalat maghrib aku merasa kepalaku tak bisa diangkat. Terasa berat dan sakit. Aku panggil Saiful, aku minta padanya untuk mengompres kepalaku. Saifu menempelkan telapak tangannya ke keningku, “Panas sekali Mas.”
Ia lantas bergegas memenuhi permintaanku. Saiful duduk disampingku sambil memijat kedua kakiku. Dia tahu persis apa yang kulakukan seharian ini. Hamdi ikut serta memijat-mijat. Teman-teman memang sangat baik dan perhatian. Kami sudah seperti saudara kandung. Seandainya Mishbah dan Rudi datang keduanya pasti juga ikut menunggui atau membelikan buah yang kusuka. Mishbah kembali ke Wisma untuk urusan pelatihannya. Dan Rudi pergi ke sekretariat Kelompok Studi Walisongo atau KSW dia mewakili Himpunan Mahasiswa Medan atau HMM untuk membicarakan kerjasama mengadakan tour ke tempat-tempat bersejarah di Mesir.
Bel berbunyi. Yousef mencari aku. Hamdi membawanya masuk ke kamarku. Yousef menyentuh tanganku. Ia ragu mengatakan sesuatu. Ia tersenyum dan mendoakan semoga tidak apa-apa dan segera pulih lalu kembali ke rumahnya. Tak lama kemudian bel kembali berbunyi. Hamdi beranjak membukanya. Hamdi melongok di pintu kamar dan bilang, “Tuan Boutros sekeluarga Mas. Bagaimana? Apa mereka boleh masuk kemari?”
Kalau kepalaku tidak seberat ini aku pasti keluar menemui mereka. Aku mengisyaratkan pada Hamdi agar mempersilakan mereka masuk. Pak Boutros masuk membawa satu botol madu. Madame Nahed membawa peralatan dokternya. Dan Maria membawa nampan entah apa isinya. Tuan Boutros menyentuh pipiku.
“Panas. Nahed, coba kau periksa!” katanya pada isterinya.
Madame Nahed meminta izin padaku untuk memeriksanya. Sambil memasang tekanan darah di lengan kananku, dia menanyakan apa yang kurasakan. Kujelaskan semua dengan pelan. Saiful memberitahukan diriku melakukan perjalanan panjang di tengah terik siang, dari pagi sampai sore.
Baca lebih lanjut

21 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Novel Ayat-Ayat Cinta; 50-100

008.jpgAYAT AYAT CINTA Novel Pembangun Jiwa—Habiburrahman Saerozi 51
panas. Padahal pada saat yang sama, di Jakarta sedang sibuk-sibuknya orang berangkat kerja, dan kemacetan terjadi di mana-mana.
Aku termasuk orang yang anti tidur langsung setelah shalat shubuh. Aku tidak mau berkah yang dijanjikan baginda Nabi di waktu pagi lewat begitu saja. Hal ini juga kutanamkan pada teman-teman satu rumah. Jadi seandainya semalam begadang dan mata sangat lelah, tetaplah diusahakan shalat shubuh berjamaah, membaca Al-Qur’an, dan sedikit tadabbur. Semoga yang sedikit itu menjadi berkah. Barulah tidur. Jika bisa tahan dulu sampai waktu dhuha datang, shalat dhuha baru tidur.
Kunyalakan komputer untuk kembali menerjemah. Baru setengah halaman bel berbunyi. Ada tamu. Ternyata Tuan Boutros dan Maria. Kupersilakan keduanya duduk.
“Fahri, maaf menganggu. Ada yang perlu kita bicarakan,” kata Tuan Boutros.
“Apa itu Tuan?”
“Noura.”
Maria langsung menyahut,
“Begini Fahri. Aku sudah berusaha keras. Tapi Noura tidak mau menceritakan segalanya. Dia hanya bilang telah diusir oleh ayah dan kakaknya karena tidak bisa melakukan hal yang ia tidak bisa melakukannya.”
“Hal yang ia tidak bisa melakukan itu maksudnya apa?” tanyaku.
“Ia tidak mau mengaku. Hanya itu yang bisa kudapat. Kami sekeluarga hanya bisa membantu sampai di sini.”
“Terus terang sebelum Si Bahadur bangun, Noura harus sudah meninggalkan rumah kami?” sahut Tuan Boutros.
“Bukannya kami tidak peduli. Kau tentu tahu sifat Si Bahadur itu. Di samping itu Noura memang ingin pergi untuk sementara. Ia kelihatan ketakutan dan cemas sekali. Ia tidak mau ayahnya tahu kalau ia ada di rumah kami,” sambung Maria.
“Lantas apa yang harus kita lakukan?” tanyaku.
“Untuk itulah kami berdua kemari. Mau tidak mau, pagi ini Noura memang harus pergi. Untuk kebaikan dirinya, dan untuk kebaikan seluruh
Baca lebih lanjut

21 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | 1 Komentar

Novel Ayat Ayat Cinta; 1-50


line0053.jpgKarya
Habiburrahman Saerozi
Alumnus Universitas Al Azhar, Cairo
1. Gadis Mesir Itu Bernama Maria
Tengah hari ini, kota Cairo seakan membara. Matahari berpijar di tengah petala langit. Seumpama lidah api yang menjulur dan menjilat-jilat bumi. Tanah dan pasir menguapkan bau neraka. Hembusan angin sahara disertai debu yang bergulung-gulung menambah panas udara semakin tinggi dari detik ke detik. Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat yang ada dalam apartemen-apartemen berbentuk kubus dengan pintu, jendela dan tirai tertutup rapat.
Memang, istirahat di dalam flat sambil menghidupkan pendingin ruangan jauh lebih nyaman daripada berjalan ke luar rumah, meski sekadar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan azan zhuhur dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan menggerakkan hati mereka yang benar-benar tebal imannya. Mereka yang memiliki tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala musim dan cuaca, seperti karang yang tegak berdiri dalam deburan ombak, terpaan badai, dan sengatan matahari. Ia tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan Tuhan sambil bertasbih tak kenal kesah. Atau, seperti matahari yang telah jutaan tahun membakar tubuhnya untuk memberikan penerangan ke bumi dan seantero mayapada. Ia tiada pernah mengeluh, tiada pernah mengerang sedetik pun menjalankan titah Tuhan. Baca lebih lanjut

21 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | 1 Komentar

Apakah pekerjaan itu?

4541731731.jpgBerikut ini adalah Motivational Quotes untuk hari ini:

“What is work? Work is one (or two) activity area that we’re willingly
choose to do because we’re capable of and like it, to eliminate the needs
of doing hundred things that we’re not capable and like”
“Apakah pekerjaan itu? Pekerjaan adalah satu (atau beberapa) kegiatan yang
kita pilih secara bebas karena kita mampu dan menyukainya, untuk
menghindarkan diri dari keharusan melakukan ratusan hal lain yang kita tidak
sanggup lakukan dan tidak sukai.”

Demikianlah definisi pekerjaan, sedikitnya bagi saya pribadi, sementara bagi
banyak orang lain, mungkin pekerjaan masih merupakan sebatas kewajiban
yang harus dilakukan agar memperoleh pendapatan untuk membiayai kehidupan, atau lebih jauh untuk mendapatkan prestise dan kekayaan.

Sesungguhnya, perlu disadari bahwa sebuah pekerjaan (karir, berdagang,
wirausaha,dll) adalah bidang yang kita pilih tanpa paksaan, sesuai dengan minat
dan kemampuan kita, yang hasilnya (uang) akan dapat menghindarkan
kita dari keharusan mengusahakan melakukan berbagai hal rumit dan memakan
waktu untuk keperluan hidup kita. Coba bayangkan bila kita harus menanam
padi sendiri hingga memanennya, bayangkan bila kita harus membuat sendiri
batu bata dan menebang pohon untuk membangun rumah tinggal kita..
Bayangkan bila kita harus menanti 5 bulan untuk makan siang dengan menu
daging ayam yang pagi ini masih berbentuk telur.

Ternyata pekerjaan kita bisa menjadi sebuah substitusi yang sangat elegan
untuk memperoleh berbagai keperluan tersebut secara mudah. Biarkan orang
lain yang menyiapkan berbagai keperluan hidup kita, biarkan mereka juga yang
menantikan berbagai prosesnya,dimana kita tinggal mendapatkan hasil akhir
atau barang jadinya, dengan menukar apa yang kita hasilkan dari pekerjaan
yang telah kita lakukan dengan baik.

Namun ironisnya, banyak dari kita yang menganggap pekerjaan sebagai beban
semata, ataupun siksaan dan hal yang memberikan ketidakpuasan,
ketidakcukupan dan hal negatif lainnya, padahal umumnya kita sendiri yang
memilih bidang/hal yang kita kerjakan tersebut.
 
Singkat kata, bersyukurlah bahwa kita hidup pada masa dimana banyak sekali
pilihan hal untuk dikerjakan, terutama yang dapat sesuai dengan bidang yang
kita kuasai dan sukai. Harap diingat kunci keberhasilannya yaitu: pilih dengan
baik bidang yang paling sesuai dan disukai, lakukan 1 hal tersebut dengan
sepenuh hati dan sekuat kemampuan, dan sadari bahwa pekerjaan adalah
sebuah solusi untuk pengadaan berbagai keperluan hidup
secara praktis, jadi bila bidang yang dijalankan masih belum memberikan
hasil sesuai yang diinginkan, bukan tidak mungkin seseorang perlu memilih
bidang lain untuk coba dijalankan, atau meningkatkan prestasi pengetahuan
dan kemampuan bila ingin tetap bertahan pada bidang tersebut.

Semoga newsletter kali ini sedikit banyak bisa memberikan perspektif baru bagi
Anda yang tengah beraktivitas dalam pekerjaan sehari-hari. Sukses
selalu teriring dari kami untuk berbagai upaya dan kerja keras Anda!



Salam hormat,
W Oesman Wijaya
Motivasi Sukses Team

19 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | Tinggalkan komentar

Renungan Motivasi Kesuksesan

kupu1.jpgBerikut ini adalah materi renungan motivasi sukses untuk hari ini:

“Which one comes first: positive attitude for success, or success first
for positive attitude? ”

“Mana yang perlu hadir lebih dulu, sikap/perilaku positif  untuk kesuksesan,
atau kesuksesan terlebih dahulu untuk perilaku yang positif?”
Bila pertanyaan di atas kurang dapat ditangkap maksudnya, maka silakan
simak penjelasan berikut ini:

Banyak dari kita menganggap bahwa seseorang baru akan bisa bersikap
dan memiliki karakter yang positif setelah berhasil mendapatkan suatu
tingkat kesuksesan tertentu. Padahal seringkali yang berlaku adalah sebaliknya!
Bila kita mampu memelihara sikap dan perilaku bagaikan seorang yang
telah meraih sukses, maka kesuksesan akan lebih cepat menghampiri kita.

Sebuah contoh yang pernah disampaikan pada newsletter ini beberapa waktu
lalu, coba Anda lihat aktor kawakan Tom Cruise, lihatlah karakternya yang
memancarkan sikap percaya diri dan keyakinan kuat di setiap karya film-nya,
banyak orang mungkin berkata “toh itu karena ia sudah demikian terkenal”,
namun faktanya tidak demikian!, bila Anda lihat film-film di awal karirnya
beberapa puluh tahun lalu, Anda akan dapat melihat bahwa di awal karirnya pun
ia telah menunjukkan sikap, perilaku dan kualitas akting seorang aktor kelas
atas (walaupun saat itu ia belum mencapainya!)

lebih lanjut mengenai Tom: http://en.wikipedia.org/wiki/Tom_Cruise

Jadi yang patut digarisbawahi adalah bahwa konsistensi perilaku dan sikap
mental sebagai seorang juara yang dimiliki sejak awal, merupakan salah satu
cara untuk meraih kesuksesan itu sendiri, dan bukan sebaliknya. Sayangnya
banyak orang yang tidak menyadari hal ini, mereka menunda bersikap sebagai
seorang pemenang, dengan alasan bahwa mereka menanti kesuksesan
diraih terlebih dahulu sebelum bersikap dan berperilaku sebagai orang sukses.
Semoga hal ini bisa menjadi materi renungan untuk hari ini.
Terima kasih atas waktu dan perhatian yang telah Anda berikan.
Sukses selalu! Sampai jumpa pada newsletter berikutnya.


Best Regards,
W Oesman Wijaya
Motivasi Sukses Team

19 Maret 2008 Posted by | Uncategorized | 1 Komentar

Konsep Diri Kebangsaan

008.jpgKonsep adalah lambang dan symbol yang ada dalam fikiran. Berfikir
adalah bekerja dengan menggunakan lambang dan symbol sehingga tidak
perlu menghadirkan benda-benda itu ke ruang dimana orang sedang
berfikir. Dalam fikirannya, orang dapat menghadirkan begitu banyak
benda dan hal, menembus ruang dan waktu. Tetapi tetap saja ada orang
yang mampu berfikir besardisamping ada orang yang pemikirannya sangat
terbatas. Dengan berfikir orang bisa menjawab pertanyaan, mengambil
keputusan, dan membuat kreasi baru. Baca lebih lanjut

19 Maret 2008 Posted by | Tulisanku, Uncategorized | Tinggalkan komentar