Belajar Memaknai Rasa Syukur
Di atas bis saat berangkat kerja tadi pagi, saya sempat tersenyum-senyum sendiri membaca kisah berjudul “Bersyukur dan Bersabar” yang ditulis oleh Makmun Nawawi pada buku kompilasi tulisan Hikmah REPUBLIKA bertajuk “Pahala itu Mudah” (Penerbit Republika, 2005). Sang penulis mengutip sepenggal cerita yang dikutip dari kitab Mi’atu Qishshah wa Qishshah fi Anisish-Shalihim wa Sa-miril Muttaqin karya Muhammad Amin al-Jundi.
Diceritakan bahwa, Imran bin Haththan, suatu hari, masuk rumah untuk menemui istrinya. Imran adalah seorang yang buruk muka, tak ganteng, lagipula pendek, sementara itu, istrinya begitu cantik. Tatkala ia memandang istrinya, wanita itu bertambah cantik saja dalam pandangannya. Dia pun tak mampu mengekang dirinya untuk terus menatap sang istri.
Lalu istrinyapun keheranan dan bertanya,”Ada apa denganmu, suamiku?”
“Alhamdulillah, engkau sungguh seorang wanita yang cantik sekali,”jawab Imran spontan.
“Berbahagialah, karena aku dan engkau berada dalam surga,” kata istrinya lembut.
“Darimana engkau tahu itu?”, tanya Imran keheranan.
Istrinya menjawab,”Karena engkau telah diberi wanita seperti aku lalu engkau bersyukur, sedangkan aku diuji dengan seorang pria seperti engkau dan aku bersabar. Sementara itu, orang yang sabar dan bersyukur, keduanya berada dalam surga”.
Mendadak lamunan saya melayang. Baca lebih lanjut
Cermin Kematian (in memoriam ibunda Yoyoh Yusroh)
CERMIN KEMATIAN
Hampir sama
Antara kehidupan yang baik
Dengan kematian yang baik
Keduanya sama-sama baik
Hampir sama
Antara kehidupan yang buruk
Dengan kematian yang buruk
Keduanya sama-sama buruk
Cara mati kita
Hanya cermin
Cara hidup kita….
(Agus poernomo., SIP)
…..
Saya juga ingat, P’ Budi kalau memanggil Bunda Yoyoh, “Istriku, Cintaku, Kasihku, Sayangku, Yoyoh yang Shalihah!”, pun di forum itu.
• Saya bertanya, bagaimana kiat mendidik 13 putra dengan kesibukan seperti Bunda Yoyoh? Jawab beliau; “Mereka milik Allah, kami hanya dititipi. Kami selalu mohon bantuan Pemiliknya untuk menjaga mereka, mendoakan kebaikan di manapun berada. Selebihnya seperti dalam QS An Nisaa’ ayat 9, cara membesarkan anak adalah dengan mewujudkan taqwa dalam ‘amal & jujur dalam kata.” (sALIM a fILLAH) Baca lebih lanjut
Motivasi ; Cerita Harapan Tentang Semangat Hidup
Biarkan Harapan Bercerita Tentang Dirinya….
Apa yang mendorong petani berkeringat dan bekerja keras? … adalah harapan akan memetik panen dari tanamannya.
Apa yang membuat seorang pedagang tergiur melakukan banyak perjalanan, menempuh marabahaya, meninggalkan keluarga dan tanah air? … adalah harapan akan mendapat keuntungan.
Apa yang mendorong seorang pelajar bersungguh-sungguh, terus menerus belajar, begadang di malam hari, meresume dan menghafal? Adalah harapan akan lulus.
Apa yang mendorong seorang tentara melakukan berbagai manuver heroic dalam peperangan dan bersabar menghadapi peperangan yang ganas? … adalah harapan akan mendapatkan kemenangan. Baca lebih lanjut
Pengembangan “Kampoeng Ternak Domba” di Kelurahan Juhut, Pandeglang
Pengembangan “Kampoeng Ternak Domba” dimulai pada pertengahan tahun 2009, dan sampai dengan saat ini sudah berjalan sekitar 2 tahun. Dalam dekade 2 tahun tersebut telah terjadi perkembangan baik ditingkat kelompok maupun perkembangan pembangunan infrastruktur di lokasi, baberapa indikatir keberhasilan kampoeng ternak tersebut dapat ditunjukkan bahwa :
- Banyak investor yang melakukan sistem bagi hasil dengan peternak di lokasi baik dari Dinas, Institusi pemerintah melalui pengembangan di lokasi, maupun pihak swasta sehingga dapat sebagai modal usaha bagi peternak dalam mengembangkan usaha trnak domba (bibit domba). Baca lebih lanjut
4 target Kementrian Pertanian
Rapat Kerja Badan Litbang Pertanian tahun 2011, dibuka secara resmi oleh Kepala Badan pada 26 April 2011 di Auditorium II Cimanggu Bogor dengan tema ‘Reformasi Manajemen dan Inovasi Litbang Pertanian Mendukung Kemandirian Pangan dan Daya Saing’. Raker tersebut dihadiri oleh sekitar 500 orang yang terdiri dari seluruh pejabat struktural dan Profesor Riset lingkup Badan Litbang Pertanian.
Tema yang diangkat relevan dengan tuntutan dan dinamika perubahan, serta persaingan yang semakin ketat baik regional maupun internasional. Tema tersebut juga sekaligus untuk menindaklanjuti secara interaktif terkait dengan 4 target sukses Kementerian Pertanian yaitu (1) swasembada berkelanjutan dan pencapaian swasembada, (2) diversifikasi pangan, (3) peningkatan daya saing nilai tambah ekspor, (4) kesejahteraan petani. Baca lebih lanjut
Tuntutan Buruh : Tentang Sistem Kerja Kontrak dan Outsourching
Buruh dengan status kontrak dengan perjanjian kerja waktu tertentu tidak mendapatkan lagi hak atas uang pesangon, uang penghargaan serta uang ganti rugi jika di PHK oleh perusahaan/di putus kontraknya. Mereka juga tidak mendapatkan jaminan sosial tenaga kerja baik itu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT) maupun Jaminan Kematian (JK), dan hampir semua buruh kontrak jangka pendek (PKWT) tidak mendapatkan THR kalaupun ada jauh di bawah aturan. Mereka juga tidak mendapatkan tujangan-tunjangan ataupun bonus, bahkan buruh dengan status PKWT dipaksa untuk bekerja lebih keras agar bisa di perpanjang kontrak kerjanya.
Sedangkan buruh dengan status Outsourcing kondisinya jauh lebih parah lagi, mereka selain dirampas upahnya oleh pengusaha yang memberikan pekerjaan dengan status kontrak mereka juga harus di rampas lagi upahnya oleh pihak yayasan atau perusahaan penyalur tenaga kerja buruh. Jika dibandingkan dengan buruh tetap buruh dengan status kontrak dan outsourcing tiap bulannya di rampas upahnya antara 30% s/d 40% dari upah yang seharusnya mereka terima.
Apa motif dan latar belakang di terapkannya sistem kerja kontrak dan outsourcing di Indonesia? Baca lebih lanjut
Hari Buruh 1 Mei – Sebuah Sejarah
May Day lahir dari berbagai rentetan perjuangan kelas pekerja untuk meraih kendali ekonomi-politis hak-hak industrial. Perkembangan kapitalisme industri di awal abad 19 menandakan perubahan drastis ekonomi-politik, terutama di negara-negara kapitalis di Eropa Barat dan Amerika Serikat. Pengetatan disiplin dan pengintensifan jam kerja, minimnya upah, dan buruknya kondisi kerja di tingkatan pabrik, melahirkan perlawanan dari kalangan kelas pekerja.
Pemogokan pertama kelas pekerja Amerika Serikat terjadi di tahun 1806 oleh pekerja Cordwainers. Pemogokan ini membawa para pengorganisirnya ke meja pengadilan dan juga mengangkat fakta bahwa kelas pekerja di era tersebut bekerja dari 19 sampai 20 jam seharinya. Sejak saat itu, perjuangan untuk menuntut direduksinya jam kerja menjadi agenda bersama kelas pekerja di Amerika Serikat. Baca lebih lanjut