Yuari_Official Website

Ayo kawan, berbagi untuk negeri… ^_^

Mengatasi Fenomena Ulat Bulu

Fenomena Ulat Bulu

Fenomena serangan ulat bulu yang terjadi akhir-akhir ini, menurut Menteri Pertanian Dr. Suswono merupakan siklus rutin saja, muncul menjelang pergantian musim hujan ke musim kemarau. Pemicu lainnya kata Suswono akibat ekosistem yang terganggu. Predator alami, pemakan ulat bulu seperti burung dan semut rang-rang semakin berkurang. Faktor penyebab lainnya akibat perubahan iklim. Menteri Pertanian Dr. Suswono meminta masyarakat tak perlu khawatir berlebihan akibat serangan hama ulat bulu.

Prof. Dr. Ir. I Wayan Laba, M.Sc, peneliti Badan Litbang Pertanian menyampaikan strategi pengendalian ulat bulu meliputi pengendalian jangka pendek dan jangka panjang yaitu:

1.    Pengendalian jangka pendek : a) sebelum pengendalian perlu dilakukan monitoring ulat pada permukaan daun bagian bawah, dan di tempat lain, agar populasinya dapat dipantau sesegera mungkin;  b). pengendalian ulat bulu dapat dilakukan dengan cara fisik/mekanik, melalui pengasapan, pengumpulan ulat secara masal, kemudian dimusnahkan dengan cara dikubur, agar bulu-bulu ulat tidak berterbangan yang dapat mengganggu pernapasan;  c) penggunaan agen hayati : Metarhiziun sp., Bacillus sp., Beauveria sp. atau Verticillium; d) pengendalian dengan insektisida nabati antara lain mimba (5 ml/l), jika terpaksa dapat digunakan insektisida sintetis antara lain Deltametrin 25 EC dengan konsentrasi rendah (1-2 ml/l); e) apabila stadia serangga sudah berubah menjadi pupa dalam kepompong, maka dapat dilakukan melalui pengendalian fisik/mekanik, dengan cara mengumpulkan pupa didalam kepompong kemudian dimusnahkan. Cara ini mempunyai tujuan untuk mengurangi populasi ulat bulu pada generasi berikutnya; f) saat ini stadia ulat bulu sudah menjadi pupa. Untuk mengantisipasi pupa yang tersisa dari pengendalian point e, dalam 1- 3 bulan kedepan perlu diwaspadai, karena setelah keluar ngengat akan segera meletakkan telur kemudian menetas, untuk mengambil langkah pengendalian; g) pengendalian pada saat ini secara operasional cukup dilakukan oleh Dinas Pertanian setempat bekerjasama dengan pihak terkait; h) jika ada warga masyarakat yang terkena ulat bulu, kemudian merasa gatal-gatal, segera berobat dan laporkan ke Puskesmas atau dokter terdekat.

2.    Pengendalian jangka panjang: a) populasi ulat bulu meningkat disebabkan oleh perubahan iklim, perubahan ekosistem, sehingga faktor pembatas baik abiotik maupun biotik tidak dapat menahan perkembangan populasi ulat bulu, oleh karena itu kembalikan fungsi pembatas biotik (predator, parasitoid dan patogen serangga) dengan cara memperbaiki faktor abiotik (ekosistem yang labil menjadi lebih stabil melalui penanaman pohon (reboisasi), menghindari tanaman monokultur, tidak merusak hutan dan mengurangi penebangan pohon; b) mengurangi penggunaan pestisida yang berspekturum luas, yang dapat membunuh parasitoid, predator dan patogen serangga; c) melakukan monitoring secara konsisten, melalui dinas pertanian/penyuluh dan instansi terkait, sehingga perkembangan ulat bulu segera diketahui; d) berbagai elemen sudah turun ke lapangan untuk menanggulangi peledakan populasi ulat bulu antara lain para pakar dari Badan Litbang Pertanian, Perguruan Tinggi, Pejabat yang terkait di daerah maupun di Pusat. Perlu koordinasi dan saling tukar informasi diantara elemen tersebut untuk mengatasi serangan ulat bulu dalam jangka panjang; e) tingkatkan penelitian dasar khususnya di bidang entomologi termasuk ulat bulu untuk identifikasi melalui penelitian taksonomi, morfologi, ekologi dan fisiologi serta diikuti penelitian terapan antara lain pengendalian berdasarkan konsep pengendalian hama terpadu (PHT). Melalui penelitian akan dapat menjawab dan mengatasi serangan hama tanaman; f) untuk mengatasi serangan hama tanaman perlu meningkatkan koordinasi antara peneliti di lembaga penelitian, perguruan tinggi, direktorat perlindungan tanaman dan instansi terkait.

Badan Litbang Pertanian

20 April 2011 - Posted by | A-Pertanian-Peternakan

1 Komentar »

  1. Pak, Mohon penjelasan tentang teknik budidaya semut rangrang rumahan, tidak harus di kebun gitu…Desain ruang spt apa, makanannya gmna… dst
    Terimakasih

    Komentar oleh zura154 | 17 Mei 2011


Tinggalkan komentar